Produk

Minggu, 26 November 2017

Revolusi Putih



REVOLUSI PUTIH
Menuntut Kemajuan dengan Gerakan Minum Susu Sehari-hari

Yoga Abi Zakaria

Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang 65145

Abstrak: Kebijakan sangat diperlukan dalam memutuskan segala hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak, Kebijaksanaanan perlu diperhatikan dalam menentukan arahnya demi perkembangan negara menuju negara yang modern. Untuk itu perlu suatu perubahan yang cepat (revolusi) yang mengubah dasar pola perilaku masyarakat di berbagai sektor, penentuan kebijakan dapat merubah paradigma sosial, ekonomi, politik, budaya dan lainnya. Belakangan ini muncul ide revolusi putih yang disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta, gagasan revolusi putih muncul atas keinginan untuk pemerataan gizi anak-anak Indonesia. Dengan gizi yang cukup anak-anak Indonesia akan tumbuh sehat, menjadi insan berprestasi, dan berdaya saing tinggi. Revolusi putih ingin menjadikan gerakan minum susu sebagai konsumsi sehari-hari, khususnya anak-anak yang dalam usia pertumbuhan (usia sekolah). Namun dalam realitasnya, produsen sapi perah di Indonesia belumlah mencukupi kebutuhan akan permintaan komoditas susu, banyak yang beredar di masyarakat  adalah hasil susu impor, dan susu lokal belum mampu bersaing dengan importir.
Keywords; Kebijaksanaan, revolusi putih, gerakan minum susu

       1. Pendahuluan
     Kebijakan untuk menjalankan program revolusi putih berkaitan erat dengan anak-anak sekolah, dengan itu pula juga harus memahami kebijksanaan pendidikan, kebijaksanaan pendidikan merupakan seperangkat aturan yang di jalankan di dunia pendidikan, kebijaksanaan pendidikan tidak dapat terlepas dari kebijaksanaan pemerintah (public policies) secara umum. kadang kala kebijaksanaan pendidikan mengikuti arus dari tatanan kebijaksanaan dari pemerintah, khususnya ilmu-ilmu sosial, diikuti begitu saja oleh dunia pendidikan.
     Usia pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai usia sekolah, dalam usia sekolah perlu berbagai hal yang menunjang prestasi akademik maupun non akademik, menunjang prestasi bisa dilakukan dengan berbagai hal mendasar, contohnya dengan pemenuhan gizi yang baik. Dari hal itu diharapkan mampu menjadikan anak sehat dan kuat yang mendorong terciptanya prestasi-prestasi yang membanggakan, karena jika dalam usia pertumbuhan anak tidak mencukupi dalam penerimaan gizinya, akan menyebabkan anak tersebut mengalami berbagai gangguan pertumbuhan dan menyebabkan generasi penerus bangsa tidak dapat bersaing dengan bangsa lain.
     Generasi penerus sebagai manusia yang akan memegang tongkat estafet negara haruslah lebih baik daripada generasi sebelumnya, baik dalam hal prestasi, intelektual, inovasi, teknologi, religius dan sebagainya. Hal yang mendasar perlu diperhatikan dalam menunjang itu semua adalah makanan yang kita makan sehari hari, terjaminnya pemenuhan gizi oleh negara diharapkan mampu membuat anak-anak menjadi insan yang cerdas dan kuat serta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.

2. Analisis Kebijakan
     Program ”Revolusi Putih” perlu adanya kajian sebelum implementasinya di kehidupan sehari-hari, berikut ini adalah hasil proses analisis kebijakan.
Beberapa prasyarat dasar untuk mencapai program tersebut dapat di paparkan sebagai berikut:
·         Tercukupinya anggaran yang tersedia di pemerintah pusat maupun daerah, anggaran diperlukan untuk pengaturan dari proses produksi sampai distribusi kepada anak-anak di seluruh plosok negeri ini.
·         Tersedianya sumber daya alam yang ada. Sumberdaya yang dimaksud adalah tersedianya peternakan sapi perah yang mampu menyuplai suatu daerah. Apakah mampu peternakan sapi perah sekarang menghasilkan susu yang akan di konsumsi anak-anak setiap hari pada suatu wilayah? apakah mampu jika semua industri pengolahan susu yang digabung menghasilkan susu segar yang dapat dikonsumsi anak-anak setiap harinya di suatu negara?
·         Tersedianya sumberdaya manusia yang akan mendistribusikan susu tersebut kepada keluarga-keluarga atau anak-anak yang berada di sekolah. Pendistribusian susu akan membutuhkan tenaga kerja banyak sehingga jika program ini dijalankan memungkinkan untuk negara mengurangi angka pengangguran karena penyerapan tenaga kerja di sektor industri susu
     Dan pada realitasnya yang terjadi adalah
·         Anggaran tersedia, namun pada sektor perbaikan gizi pengalokasian anggaran yang ditentukan jumlahnya masih sedikit, jika pada sektor perbaikan gizi alokasi dananya ditambahkan maka pada sektor lain akan berimbas pengurangan pengalokasian anggaran. Lebih lanjut, anggaran yang diperlukan dalam menjalankan program/gerakan ini membutuhkan biaya yang besar, sedangkan dari pendapatan negara/daerah masih banyak yang diperuntukkan pada sektor selain itu
·         Susu yang terdapat di pasaran masih banyak yang merupakan produk impor, produk susu dalam negeri tidak banyak dijumpai di sektor perdagangan sekarang, karena susu lokal hanya bersifat liner, dari produsen langsung ke konsumen tanpa ada penampung yang mendistribusikannya di toko-toko, itu menandakan bahwa ketersediaan susu belum mampu menjangkau sektor perdagangan di toko-toko sebagai pemasok ataupun penyuplai
·         Sumber daya alam belum mencukupi, dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah total populasi sapi perah mencapai 533 860 sedangkan jumlah penduduk usia sekolah sebesar 109,2 juta. jika satu sapi perah menghasilkan 10 liter dalam sehari, lalu satu anak menkonsumsi 1 liter perhari, maka dalam sehari anak-anak di Indonesia menghabiskan 1 milyar liter dalam sehari, padahal jumlah total sapi perah menghasilkan sekitar 5 juta liter perhari, dari itu maka dipastikan suplai susu di negeri masih jauh dari kaca mencukupi kebutuhan anak-anak indonesia
·         SDM di Indonesia sudah mendukung untuk realisasi gerakan ini karena dari survei Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran di Indonesia mencapai 7,04 juta. jadi pengangguran tersebut bisa diminimalisir lewat terserapnya tenaga kerja.


     Perlu adanya alternatif yang harus dilakukan pemerintah terkait dengan perbaikan gizi
3. Merumuskan Masalah Kebijakan
     Kebijakan yang ada sering berbeda antara harapan dan kenyataannya, perlu adanya langkah-langkah yang memang dapat dilakukan semua pihak agar bersinergi menjalankan program tersebut dan mendapatkan tujuan yang di inginkan bersama.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menjalankan ide tersebut sebagai berikut:
1. Pemerintah dapat memberikan bantuan modal kepada industri sapi perah untuk mengembangkan industrinya ke arah produktivitas yang lebih tinggi secara efektif dan efisien. Modal dapat digunakan untuk impor sapi perah ataupun pembuatan kandang untuk pengembangbiakan sapi perah yang mumpuni.
2. Pemerintah mengalokasikan sebagaian dana untuk revolusi putih tersebut lewat kementrian kesehatan (Kemenkes) yang melewati program dari perbaikan gizi. Karena pengalokasian anggaran langsung tanpa adanya jalur dari kementrian akan beresiko penyelewengan dana.
3. Memoderniasasi industri sapi perah yang ada di Indonesia dengan cara pembuatan alat-alat yang dapat menunjang perbaikan cara pengolahan susu sampai perawatan sapi agar mendapatkan hasil produksi yang maksimal.
Tetapi masalahnya
1. Modal yang diberikan kepada industri sapi perah diambil dari mana. Jika dana di dapat dari APBN atau APBD pastinya akan mengurangi jumlah alokasi dana di sektor lain. Sedangkan pendapatan negara dan daerah yang masih “pas-pasan” banyak digunakan di sektor infrastruktur, pendidikan ataupun subsidi bahan pokok.
2. Kalaupun ada alokasi dana khusus untuk pemberian modal kepada industri sapi perah tersebut dapat beresiko penghambatan pembangunan, karena modal untuk industri sapi perah yang dapat memproduksi susu banyak tidaklah sedikit.

4. Alternatif Kebijakan
     Alternatif yang dapat dilakukan pemerintah agar tidak menjadikan suatu kebijaksaan bersifat merugikan sektor lain dapat di jabarkan sebagai berikut:
·      Pengerahan masyarakat untuk pembangunan industri sapi perah di wilayah-wilayah tertentu yang dianggap potensi dalam berkembangbiaknya sapi dan produktivitas sapi.
·      Pemerintah membentuk “tim revolusi putih”, tim ini bertugas dalam hal pelatihan tentang segala urusan industri sapi mulai dari awal perencanaan pembangunan kandang, perawatan sapi, pengembangbiakan, pengambilan susu, pengolahan susu sampai dengan distribusi susu tersebut, lewat bantuan pembentukan tim program “revolusi putih”, pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah tersebut diharapkan mampu membuat masyarakat yang sebelumnya pengangguran/tidak mempunyai pekerjaan menjadi produsen susu sapi.
·         Pemerintah juga dapat memberikan bantuan berupa hutang kepada produsen-produsen industri susu
·         Revolusi putih tidak dikhususkan perbaikan gizi lewat konsumsi susu sehari-hari, tetapi juga dengan konsumsi ikan sebagai hal yang penting juga, karena kandungan gizi ikan juga tidak kalah dengan kandungan gizi susu, selain itu wilayah indonesia yang dominan pulau dan lautan menyediakan kebutuhan ikan yang berlimpah, untuk alternatif ini pun juga tidak membutuhkan biaya yang sangat besar seperti pembangunan industri susu, karena nelayan sudah mempunyai modal dasar yang diperlukan untuk menghasilkan ikan.


5. Potensi dan Limitasi Akibat Alteratif Tersebut
     Dari segi perbaikan ekonomi memang sangat membantu demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang sehat. melalui produktivitas susu dalam negeri yang maksimal akan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat dan negara, selain itu konsumsi susu sehari-hari juga memang baik bagi kesehatan dan pertumbuhan usia anak, Dengan gerakan ini diharapkan anak indonesia dapat menjadi generasi penerus yang kuat dan cerdas mengemban amanat-amanat kebangsaan di masa selanjutnya. Menurut pencetus gerakan ini prabowo subianto- jika gerakan konsumsi susu sehari-hari ini simultan maka hasil pada 5-15 tahun mendatang generasi bangsa indonesia akan menjadi generasi yang mumpuni, hal itu yang sudah dilakukan di india dan china. jadi bisa di gambarkan sebagai berikut




     Meskipun alternatif tersebut dijalankan tetaplah membutuhkan biaya yang besar karena untuk biaya pelatihan atau permodalan hutang, pemerintah tetap mengambil dana dari APBN/APBD yang sesungguhnya alirannya banyak di gunakan di sektor infrastruktur dan pendidikan. Pendaan yang besar akan menyerap anggaran Negara/Daerah yang berimbas pada pengurangan alokasi pada bidang lain, karena suplai sapi perah dan output susu di negara ini jauh dari kata cukup, susu yang beredar banyak yang merupakan produk impor dan bukan hasil bumi sendiri, padahal ada hal lain yang tidak membutuhkan modal besar tetapi efeknya juga berkepanjangan, seperti konsumsi ikan yang harus di tingkatkan.
Kandungan gizi ikan mengandung protein, mineral, lemak dan juga vitamin yang juga meningkatkan kecerdasan dan kesehatan anak, perikanan pun juga tidak membutuhkan modal besar karena sumber daya alamnya yang sudah tersedia, wilayah negara Indonesia yang berpulau pulau merupakan sebuah potensi yang harus ditingkatkan, tinggal bagaimana negara dapat mengoptimalisasi sektor perikanan.

6. Rekomendasi Kebijakan
Dalam keadaan ini pemerintah mempunyai 2 opsi yang bisa dilakukan agar anak mendapatkan gizi yang cukup dan negara juga mengalami pertumbuhan ekonomi.
1. Meningkatkan sektor industri susu atau
2. Mengoptimalisasi sektor kelautan dan perikanan
Jadi untuk menjalankan program ini ada 2 hal yang mendasar yaitu “membangun yang belum ada atau meningkatkan yang sudah ada”
Membangun industri sapi perah
Dengan resiko penyerapan anggaran yang banyak dan menghambat kemajuan di sektor lain-lainnya
Atau mengoptimalisasi sektor perikanan.
Dengan resiko negara ini tidak mencoba industri baru yang lebih modern yang diharapkan banyak menyerap tenaga kerja.

       Rekomendasi mana yang di pilih?
Manakah yang efek jangka panjangnya menujukan negara ini mengalami modernisasi dan menjadi negara adi kuasa?
Membangun industri susu sapi: dengan memanfaatkan anggaran belanja daerah/negara untuk menyediakan pasokan susu untuk anak-anak negeri ini.
Atau membangun industri kelautan yang di modernisasi demi mendapatkan hasil maksimal yang akan di distribusikan ke rumah-rumah agar anak dapat menkonsumsi ikan dan mendapat gizi dari ikan tersebut.





Daftar Pustaka

http://publikasi.data.kemdikbud.go.id diakses 25 November 2017
http://regional.kompas.com/read/2011/04/23/04173252/Peternak.Harapkan.Harga.Susu.Rp.7.000  diakses 25 November 2017
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/06/153940126/agustus-2017-jumlah-pengangguran-naik-menjadi-704-juta-orang diakses 25 November 2017
Sutopo H, Imron A. 1995. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Malang; OPF IKIP Malang

Tentang Manusia dan Impian

Tentang Manusia dan Impian Manusia pada dasarnya dilahirkan dari impian orang tuanya untuk mempunyai anak, dan  setelah itu dibesarkan...