Produk

Sabtu, 26 Januari 2019

Benchmarking dalam Organisasi


IMPLEMENTASI BENCHMARKING DALAM MANAJEMEN ORGANISASI

PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan kualitas kinerja organisasi dapat dilakukan melalui beberapa jalan, salah satu jalan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode benchmarking. Benchmarking sendiri terkenal ketika salah satu perusahaan besar dunia seperti xerox berhasil menerapkan metode ini dengan baik sehingga kualitasnya secara signifikan menanjak.
Sebelum memasuki bagaimana implementasi benchmarking dalam sebuah organisasi maka beberapa hal yang terkait implementasi tersebut harus dipahami. Pengertian Manajemen ialah proses pengelolaan komponen-komponen baik yang berasal dari sumber daya manusia maupun non manusia yang dijalankan secara sistematis dan dirancang guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Organisasi merupkan sebuah wadah bagi dua orang atau lebih yang bekerja sama demi mencapai tujuan tertentu. Menurut Winardi (2006) organisasi ialah unsur yang yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Organisasi bisa menyelesaikan tugas-tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh seorang individu.
Apa sebenarnya benchmarking? Jika dilihat dari segi epistimologis benchmarking diambil dari bahasa inggris yang artinya pembanding. Teori benchmarking ini sendiri lahir sebagai strategi dalam menerpkan ilmu Total Quality Mangement (TQM) . Menurut Sriwidadi (2001:107) hakikat TQM ialah usaha untuk memenuhi kepuasan konsumen dengan maksimal tetapi menggunakan biaya serendah mungkin.
Benchmarking didefinisikan oleh Sourching (1997) sebagai metode pendekatan sistematis untuk meningkatkan bisnis dimana praktik terbaik dicari dan diimplementasikan untuk meningkatkan proses diluar kinerja patokannya. Organisasi dan benchmarking merupakan satu hal yang tidak dapat dipisahkan jika suatu organisasi menginginkan suatu perubahan secara berkelanjutan (kaizen).

Proses Benchmarking dalam Organisasi
       Manajemen benchmarking dilakukan diberbagai banyak organisasi contohnya saja pada perusahaan sebesar xerox. Perusahaan tersebut dapat bergerak secara signifikan mendapatkan keuntungan karena melakukan benchmarking. Tetapi begitu zaman berkembang dan proses (kaizen) tidak dilakukan dan benchmarking juga tidak dijadikan suatu acuan pengembangan maka organisasi atau bisnis tersebut akan dapat segera tergerus oleh zaman.
Penggunaan metode benchmarking banyak digunakan oleh organisasi-organisasi bisnis, pendidikan, pemerintahan dan kesehatan. Dalam penerapannya benchmarking dimulai dari perencaan atau target terlebih dahulu, setelah mempunyai target benchmarking langkah selanjutnya melakukan identifikasi berdasarkan kebutuhan organisasi yang dijalankan, selanjutnya mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang ada dalam perusahaan target benchmarking tersebut, tahapan selanjutnya jika sudah mendapatkan data ataupun fakta lalu dijadikan satu dan diolah dengan analisis khusus berdasarkan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi sebuah organisasi dapat berjalan secara kurang ataupun maksimal, ketika semua data yang diperlukan telah terkumpul dan mendapatkan kesimpulan dari sebuah analisis mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan maka tahap akhirnya tinggal penerapan data-data tersebut kepada organisasi yang tengah dijalankannya. Terdapat suatu siklus yang berkelanjutan ketika melakukan proses benchmarking ini karena suatu organisasi tidak selalu berhasil melaksanakan perubahan dalam satu kali aksi saja, perlu adanya fungsi controling dalam mengawasi aktivitas ini.

Desain dalam Proses Benchmarking Organisasi
            Desain yang dilaksanakan dalam proses benchmarking tidak hanya satu model tetapi terdapat beberapa model yang dapat digunakan semua sesuai dengan kebutuhan maupun kondisi organisasi yang bersangkutan.
Salah satu desain yang digunakan oleh organisasi pemerintahan untuk melakukan benchmarking ialah sebagai berikut:
Plan meliputi perencanaan yang akan dilakukan ketika melaksanakan benchmarking, dapat dikatakan isi dari plan sama dengan menentukan target, lalu hasil apa yang ingin dituju.
Analyse meliputi pengolahan data-data yang telah diperoleh pada suatu organisasi lain lalu dijadikan suatu acuan untuk menentukan arah kebijakan suatu organisasi tersebut.
Design berarti membuat suatu model pengembangan atau model organisasi yang seperti target tujuan dengan harapan jika design sesuai maka hasilnya juga akan sesuai dengan apa yang di benchmarking
Compare merupakan suatu perbandingan dari eksternal organisasi, yang datanya dapat diperoleh dari keterangan-keterangan orang lain di luar organisasi yang bersangkutan.
Implement merupakan tahapan akhir sebelum kembali kepada tahap plan lagi, di tahapan ini benchmarking yang didapat dari organisasi lain dilaksanakan pada organisasi yang tengah dijalankan.

PEMBAHASAN
Proses Benchmarking dalam Organisasi
Benchmarking jika diartikan ke bahasa Indonesia berarti pembanding. Dapat dikatakan benchmarking adalah suatu metode untuk meningkatkan kinerja dengan cara melihat kelebihan dan kekurangan kompetitor secara sistematis.
     Benchmarking didefinisikan oleh Sourching (1997) sebagai metode pendekatan sistematis dan masif guna meningkatkan bisnis atau organisasi dimana perusahaan atau organisasi terbaik dicari dan diimplementasikan kepada organisasi yang akan dijalankan untuk meningkatkan proses kinerja dari yang biasanya.
     Menurut Tatterson (1996) Benchmarking merupakan suatu proses pengukuran dan membandingkan kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya untuk mendapat suatu keuntungan data berupa informasi yang dapat diterapkan di perusahaan.
     Dalam pengamatan yang telah dilakukan mengenai Benchmarking sesuai dengan teori yang menunjukkan fungsi dari Benchmarking sendiri adalah untuk meningkatkan proses kinerja dari organisasi yang bersangkutan. Umumnya organisasi yang melakukan Benchmarking pelaksanaannya sudah sesuai dengan definisi dari Benchmarking itu sendiri.
          Benchmarking dapat dikatakan sebuah alat scanning kelebihan dan kekurangan dari kompetitor yang digunakan untuk meningkatkan kinerja atau hasil yang ingin dicapai suatu organisasi.

Desain dalam Proses Benchmarking Organisasi
            Menurut Jhon Dewey, Watson (1992) menyatakan terdapat sebuah siklus yang secara terus menerus berjalan berkesinambungan dan tidak terputus putus dimulai dari tahapan plan (rencana), yang setelah itu berlanjut menuju Do (melakukan) lalu melakukan check (pengecekan) terhadap hasil yang telah dilakukan, pada tahap selanjutnya act, yakni menyampaikan hasil dari pengamatan yang telah dilakukan pada proses pelaksanaannya.
Sesuai dengan hasil yang pada penelitian menunjukkan bahwa proses dari benchmarking sendiri meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengecekan dan tahap penyampaian hasil, tetapi bentuk penyajiannya berbeda dengan teori Jhon Dewey. Pada intinya hasil dan teori hampir sama secara mekanisme pelaksanaannya tetapi memang terdapat beberapa tambahan point untuk proses benchmarking sendiri.

Siklus dari benchmarking yang digambarkan oleh Watson adalah seperti gambar tersebut yang masing-masing selalu bergerak menuju perbaikan kualitas suatu perusahaan maupu organisasi.

Kesimpulan
            Penggunaan metode benchmarking banyak digunakan oleh organisasi-organisasi bisnis, pendidikan, pemerintahan dan kesehatan. Dalam penerapannya benchmarking dimulai dari perencaan atau target terlebih dahulu, setelah mempunyai target benchmarking langkah selanjutnya melakukan identifikasi berdasarkan kebutuhan organisasi yang dijalankan, selanjutnya mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang ada dalam perusahaan target benchmarking tersebut, tahapan selanjutnya jika sudah mendapatkan data ataupun fakta lalu dijadikan satu dan diolah dengan analisis khusus berdasarkan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi sebuah organisasi dapat berjalan secara kurang ataupun maksimal, ketika semua data yang diperlukan telah terkumpul dan mendapatkan kesimpulan dari sebuah analisis mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan maka tahap akhirnya tinggal penerapan data-data tersebut kepada organisasi yang tengah dijalankannya

Desain yang dilaksanakan dalam proses benchmarking tidak hanya satu model tetapi terdapat beberapa model yang dapat digunakan semua sesuai dengan kebutuhan maupun kondisi organisasi yang bersangkutan. Plan meliputi perencanaan yang akan dilakukan ketika melaksanakan benchmarking, dapat dikatakan isi dari plan sama dengan menentukan target, lalu hasil apa yang ingin dituju. Analyse meliputi pengolahan data-data yang telah diperoleh pada suatu organisasi lain lalu dijadikan suatu acuan untuk menentukan arah kebijakan suatu organisasi tersebut. Design berarti membuat suatu model pengembangan atau model organisasi yang seperti target tujuan dengan harapan jika design sesuai maka hasilnya juga akan sesuai dengan apa yang di benchmarking Compare merupakan suatu perbandingan dari eksternal organisasi, yang datanya dapat diperoleh dari keterangan-keterangan orang lain di luar organisasi yang bersangkutan. Implement merupakan tahapan akhir sebelum kembali kepada tahap plan lagi, di tahapan ini benchmarking yang didapat dari organisasi lain dilaksanakan pada organisasi yang tengah dijalankan.

           
Daftar Rujukan
Paulus, M., Devie. 2013. Analisa Penggunaan Benchmarking terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan. Business Accounting Review. 1 (2): 41
Ramdhani, A., Ramdhani, M. & Amin, A. 2014. Writing a Literature Review Research Paper: A step-by-step approach.           International Journal of Basic and Aplied Science, 03 (01), 47-56.
Saleh, M., Utama, W. 2014. Strategi Benchmarking dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Organisasi Pemerintahan Daerah. Jurnal Inspirasi. 5 (1): 47
Sriwidadi, T. 2001. Manajemen Mutu Terpadu. Journal The Winners. (Online), 2 (1):107,
Stapenhurts Tim. 2009. The Benchmarking Book. Elsevier Ltd. (https://www.sciencedirect.com/book/9780750689052/the-benchmarking-book)
Torun, M.,Peconick, L., Sobreiro, V., Kimura, H., Pique, J. 2018. Assesing Business Incubation: A Review on Benchmarking. International Journal of Innovation Studies, (Online), 30 (1): 1-10, (https://ac.els-cdn.com), diakses tgl 24/11/2018
Watson, Gregory H. 1993. Strategic Benchmarking, How to Rate Your Company Performance Against the World‘s Best. John Wiley and Sons. Inc New York
Winardi, J. 2006. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.
Wince Eka. 2018. Benchmarking dalam Manajemen Sebuah Perpustakaan. Curut. Pustakawan Pertama Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Diakses tgl 08/11/18



Tentang Manusia dan Impian

Tentang Manusia dan Impian Manusia pada dasarnya dilahirkan dari impian orang tuanya untuk mempunyai anak, dan  setelah itu dibesarkan...