Produk

Senin, 26 Maret 2018

Gagal demi Kemajuan



Secuil cerita yang diambil dari buku the succces principless

Gagal Demi Kemajuan

“Tak ada orang yang pernah menjadi hebat atau baik kecuali melalui banyak kesalahan besar”
William E. Gladstone

Banyak orang gagal bertindak karena mereka takut akan kegagalan. Orang-orang yang berhasil, di sisi lain, menyadari bahwa kegagalan merupakan bagian penting dari sebuah proses belajar. Mereka tahu bahwa kegagalan hanyalah sebuah cara kita belajar melalui trial and error. Selain perlu berhenti takut gagal, kita juga perlu bersedia gagal—bahkan bersemangat untuk gagal. Kegagalan tersebut bisa dibilang sebagai “gagal demi kemajuan”. Yang perlu dilakukan hanyalah memulai, melakukan kesalahan, mendengarkan umpak balik, melakukan perbaikan, dan terus maju menuju tujuan kita. Setiap pengalaman akan memberikan lebih banyak pelajaran berguna yang bisa kita terapkan pada kesempatan lain kedepan.
            Melalui pembelajaran seumur hidup dari semua kesalahan, sebenarnya kita telah mengembangkan landasan pengetahuan, seperangkat keterampilan, dan rasa percaya diri yang lebih menyiapkan kita untuk melalui semua rintangan demi menuju kesuksesan.

“kau tak pernah bisa belajar lebih sedikit; kau hanya bisa belajar lebih banyak. Alasan mengapa aku tahu begitu banyak adalah karena aku telah melakukan begitu banyak kesalahan"
Buckminster Fuller
Ahli matematika dan filsuf yang tidak pernah lulus sebagai sarjana, tapi menerima 46 gelar doktor kehormatan.

Minggu, 25 Maret 2018

Tentang Takdir di Kegiatan Sehari-hari



Ada sebagian orang yang memilih mengikuti takdir yang diberikan kepadanya, takdir yang baik maupun takdir yang buruk, orang itu ikhlas menerima apa yang ada dan diberikan kepadanya oleh sang Pencipta maupun sang Alam semesta.
Ada juga tipe orang yang membuat takdirnya sendiri. tipe orang yang seperti ini akan saya jelaskan lebih lanjut di bagian bawah.
Orang yang selalu menerima berarti mengikuti takdir yang diberikannya. tetapi orang yang sering menolak apa yang ada dan memilih sendiri setiap pilihannya berarti membuat takdirnya sendiri.
Contoh sederhananya seperti : jika kita berada di dalam kelas dan mengikuti perkuliahan, kita akan menerima pelajaran yang diberikan oleh dosen kita. Karena kita di takdirkan kuliah dan menerima pelajaran itu, berarti hal seperti itu merepakan penerimaan takdir. akan tetapi berbeda jika dalam kegiatan tersebut kita malah membuat suatu hal yang berbeda, misalnya kita menulis sebuah buku atau menggambar, maka sebenarnya apa yang kita lakukan tersebut ialah menolak takdir yang diberikan dan malah membuat takdir kita sendiri.
Terlepas dari baik atau buruk pilihan yang kita jalani tersebut, jika hal itu dilakukan secara sadar, maka memang kita telah memilih takdir untuk menolak dan membuat apa yang kita jalani.
Karena ada dua tipe manusia di penglihatan saya pada periode ini, yaitu manusia yang melakukan segala sesuatu karena keinginannya dan manusia yang melakukan sesuatu karena kewajiban yang dijatuhkan orang lain kepadanya.
Tidak ada yang lebih baik dari keduanya. Kita tetap menentukan takdir kita sendiri, baik untuk memilih mengikuti keinginan ataupun melakukan kewajiban orang lain terhadapnya.
Yang terpenting adalah "Semangat dalam Meraih Segala Keinginan Kita Menuju Istana Cita-Cita Kita"

Tentang Manusia dan Impian

Tentang Manusia dan Impian Manusia pada dasarnya dilahirkan dari impian orang tuanya untuk mempunyai anak, dan  setelah itu dibesarkan...