REVOLUSI
PUTIH
Menuntut
Kemajuan dengan Gerakan Minum Susu Sehari-hari
Yoga
Abi Zakaria
Email:
Halobook1@gmail.com
Jurusan
Administrasi Pendidikan
Fakultas
Ilmu Pendidikan
Universitas
Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang 65145
Abstrak: Kebijakan sangat diperlukan dalam
memutuskan segala hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak, Kebijaksanaanan
perlu diperhatikan dalam menentukan arahnya demi perkembangan negara menuju
negara yang modern. Untuk itu perlu suatu perubahan yang cepat (revolusi) yang
mengubah dasar pola perilaku masyarakat di berbagai sektor, penentuan kebijakan
dapat merubah paradigma sosial, ekonomi, politik, budaya dan lainnya.
Belakangan ini muncul ide revolusi putih yang disampaikan kepada Gubernur DKI
Jakarta, gagasan
revolusi putih muncul atas keinginan untuk pemerataan gizi anak-anak Indonesia.
Dengan gizi yang cukup anak-anak Indonesia akan tumbuh sehat, menjadi insan
berprestasi, dan berdaya saing tinggi. Revolusi putih ingin menjadikan gerakan
minum susu sebagai konsumsi sehari-hari, khususnya anak-anak yang dalam usia
pertumbuhan (usia sekolah). Namun dalam realitasnya, produsen sapi perah di
Indonesia belumlah mencukupi kebutuhan akan permintaan komoditas susu, banyak
yang beredar di masyarakat adalah hasil
susu impor, dan susu lokal belum mampu bersaing dengan importir.
Keywords; Kebijaksanaan,
revolusi putih, gerakan minum susu
1.
Pendahuluan
Kebijakan untuk menjalankan program
revolusi putih berkaitan erat dengan anak-anak sekolah, dengan itu pula juga
harus memahami kebijksanaan pendidikan, kebijaksanaan pendidikan merupakan
seperangkat aturan yang di jalankan di dunia pendidikan, kebijaksanaan
pendidikan tidak dapat terlepas dari kebijaksanaan pemerintah (public policies) secara umum. kadang
kala kebijaksanaan pendidikan mengikuti arus dari tatanan kebijaksanaan dari
pemerintah, khususnya ilmu-ilmu sosial, diikuti begitu saja oleh dunia
pendidikan.
Usia pertumbuhan dapat juga diartikan
sebagai usia sekolah, dalam usia sekolah perlu berbagai hal yang menunjang
prestasi akademik maupun non akademik, menunjang prestasi bisa dilakukan dengan
berbagai hal mendasar, contohnya dengan pemenuhan gizi yang baik. Dari hal itu diharapkan
mampu menjadikan anak sehat dan kuat yang mendorong terciptanya
prestasi-prestasi yang membanggakan, karena jika dalam usia pertumbuhan anak
tidak mencukupi dalam penerimaan gizinya, akan menyebabkan anak tersebut
mengalami berbagai gangguan pertumbuhan dan menyebabkan generasi penerus bangsa
tidak dapat bersaing dengan bangsa lain.
Generasi penerus sebagai manusia yang akan
memegang tongkat estafet negara haruslah lebih baik daripada generasi
sebelumnya, baik dalam hal prestasi, intelektual, inovasi, teknologi, religius dan
sebagainya. Hal yang mendasar perlu diperhatikan dalam menunjang itu semua
adalah makanan yang kita makan sehari hari, terjaminnya pemenuhan gizi oleh
negara diharapkan mampu membuat anak-anak menjadi insan yang cerdas dan kuat
serta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
2. Analisis Kebijakan
Program ”Revolusi Putih” perlu adanya
kajian sebelum implementasinya di kehidupan sehari-hari, berikut ini adalah
hasil proses analisis kebijakan.
Beberapa
prasyarat dasar untuk mencapai program tersebut dapat di paparkan sebagai berikut:
·
Tercukupinya
anggaran yang tersedia di pemerintah pusat maupun daerah, anggaran diperlukan
untuk pengaturan dari proses produksi sampai distribusi kepada anak-anak di
seluruh plosok negeri ini.
·
Tersedianya
sumber daya alam yang ada. Sumberdaya yang dimaksud adalah tersedianya
peternakan sapi perah yang mampu menyuplai suatu daerah. Apakah mampu
peternakan sapi perah sekarang menghasilkan susu yang akan di konsumsi
anak-anak setiap hari pada suatu wilayah? apakah mampu jika semua industri
pengolahan susu yang digabung menghasilkan susu segar yang dapat dikonsumsi
anak-anak setiap harinya di suatu negara?
·
Tersedianya
sumberdaya manusia yang akan mendistribusikan susu tersebut kepada
keluarga-keluarga atau anak-anak yang berada di sekolah. Pendistribusian susu
akan membutuhkan tenaga kerja banyak sehingga jika program ini dijalankan
memungkinkan untuk negara mengurangi angka pengangguran karena penyerapan
tenaga kerja di sektor industri susu
Dan pada realitasnya yang terjadi adalah
·
Anggaran
tersedia, namun pada sektor perbaikan gizi pengalokasian anggaran yang
ditentukan jumlahnya masih sedikit, jika pada sektor perbaikan gizi alokasi
dananya ditambahkan maka pada sektor lain akan berimbas pengurangan
pengalokasian anggaran. Lebih lanjut, anggaran yang diperlukan dalam
menjalankan program/gerakan ini membutuhkan biaya yang besar, sedangkan dari
pendapatan negara/daerah masih banyak yang diperuntukkan pada sektor selain itu
·
Susu
yang terdapat di pasaran masih banyak yang merupakan produk impor, produk susu
dalam negeri tidak banyak dijumpai di sektor perdagangan sekarang, karena susu
lokal hanya bersifat liner, dari produsen langsung ke konsumen tanpa ada
penampung yang mendistribusikannya di toko-toko, itu menandakan bahwa
ketersediaan susu belum mampu menjangkau sektor perdagangan di toko-toko
sebagai pemasok ataupun penyuplai
·
Sumber
daya alam belum mencukupi, dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah
total populasi sapi perah mencapai 533 860 sedangkan jumlah penduduk usia sekolah
sebesar 109,2 juta. jika satu sapi perah menghasilkan 10 liter dalam sehari,
lalu satu anak menkonsumsi 1 liter perhari, maka dalam sehari anak-anak di
Indonesia menghabiskan 1 milyar liter dalam sehari, padahal jumlah total sapi
perah menghasilkan sekitar 5 juta liter perhari, dari itu maka dipastikan
suplai susu di negeri masih jauh dari kaca mencukupi kebutuhan anak-anak
indonesia
·
SDM
di Indonesia sudah mendukung untuk realisasi gerakan ini karena dari survei
Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran di Indonesia mencapai 7,04 juta.
jadi pengangguran tersebut bisa diminimalisir lewat terserapnya tenaga kerja.
Perlu adanya alternatif yang harus
dilakukan pemerintah terkait dengan perbaikan gizi
3. Merumuskan Masalah Kebijakan
Kebijakan yang ada sering berbeda antara
harapan dan kenyataannya, perlu adanya langkah-langkah yang memang dapat
dilakukan semua pihak agar bersinergi menjalankan program tersebut dan
mendapatkan tujuan yang di inginkan bersama.
Upaya
yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menjalankan ide tersebut sebagai
berikut:
1.
Pemerintah dapat memberikan bantuan modal
kepada industri sapi perah untuk mengembangkan industrinya ke arah
produktivitas yang lebih tinggi secara efektif dan efisien. Modal dapat
digunakan untuk impor sapi perah ataupun pembuatan kandang untuk
pengembangbiakan sapi perah yang mumpuni.
2.
Pemerintah mengalokasikan sebagaian dana untuk revolusi putih tersebut lewat
kementrian kesehatan (Kemenkes) yang melewati program dari perbaikan gizi.
Karena pengalokasian anggaran langsung tanpa adanya jalur dari kementrian akan
beresiko penyelewengan dana.
3.
Memoderniasasi industri sapi perah yang ada di Indonesia dengan cara pembuatan
alat-alat yang dapat menunjang perbaikan cara pengolahan susu sampai perawatan sapi
agar mendapatkan hasil produksi yang maksimal.
Tetapi
masalahnya
1.
Modal yang diberikan kepada industri sapi perah diambil dari mana. Jika dana di
dapat dari APBN atau APBD pastinya akan mengurangi jumlah alokasi dana di
sektor lain. Sedangkan pendapatan negara dan daerah yang masih “pas-pasan” banyak digunakan di sektor
infrastruktur, pendidikan ataupun subsidi bahan pokok.
2.
Kalaupun ada alokasi dana khusus untuk pemberian modal kepada industri sapi
perah tersebut dapat beresiko penghambatan pembangunan, karena modal untuk
industri sapi perah yang dapat memproduksi susu banyak tidaklah sedikit.
4. Alternatif Kebijakan
Alternatif yang dapat dilakukan pemerintah
agar tidak menjadikan suatu kebijaksaan bersifat merugikan sektor lain dapat di
jabarkan sebagai berikut:
·
Pengerahan
masyarakat untuk pembangunan industri sapi perah di wilayah-wilayah tertentu
yang dianggap potensi dalam berkembangbiaknya sapi dan produktivitas sapi.
·
Pemerintah
membentuk “tim revolusi putih”, tim ini bertugas dalam hal pelatihan tentang
segala urusan industri sapi mulai dari awal perencanaan pembangunan kandang,
perawatan sapi, pengembangbiakan, pengambilan susu, pengolahan susu sampai
dengan distribusi susu tersebut, lewat bantuan pembentukan tim program “revolusi
putih”, pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah tersebut diharapkan mampu
membuat masyarakat yang sebelumnya pengangguran/tidak mempunyai pekerjaan
menjadi produsen susu sapi.
·
Pemerintah
juga dapat memberikan bantuan berupa hutang kepada produsen-produsen industri
susu
·
Revolusi
putih tidak dikhususkan perbaikan gizi lewat konsumsi susu sehari-hari, tetapi
juga dengan konsumsi ikan sebagai hal yang penting juga, karena kandungan gizi
ikan juga tidak kalah dengan kandungan gizi susu, selain itu wilayah indonesia
yang dominan pulau dan lautan menyediakan kebutuhan ikan yang berlimpah, untuk
alternatif ini pun juga tidak membutuhkan biaya yang sangat besar seperti
pembangunan industri susu, karena nelayan sudah mempunyai modal dasar yang
diperlukan untuk menghasilkan ikan.
5. Potensi dan Limitasi Akibat Alteratif Tersebut
Dari segi perbaikan ekonomi memang sangat
membantu demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang sehat. melalui produktivitas
susu dalam negeri yang maksimal akan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat
dan negara, selain itu konsumsi susu sehari-hari juga memang baik bagi
kesehatan dan pertumbuhan usia anak, Dengan gerakan ini diharapkan anak
indonesia dapat menjadi generasi penerus yang kuat dan cerdas mengemban
amanat-amanat kebangsaan di masa selanjutnya. Menurut pencetus gerakan ini
prabowo subianto- jika gerakan konsumsi susu sehari-hari ini simultan maka
hasil pada 5-15 tahun mendatang generasi bangsa indonesia akan menjadi generasi
yang mumpuni, hal itu yang sudah dilakukan di india dan china. jadi bisa di
gambarkan sebagai berikut
Meskipun alternatif tersebut dijalankan
tetaplah membutuhkan biaya yang besar karena untuk biaya pelatihan atau
permodalan hutang, pemerintah tetap mengambil dana dari APBN/APBD yang
sesungguhnya alirannya banyak di gunakan di sektor infrastruktur dan
pendidikan. Pendaan yang besar akan menyerap anggaran Negara/Daerah yang
berimbas pada pengurangan alokasi pada bidang lain, karena suplai sapi perah
dan output susu di negara ini jauh
dari kata cukup, susu yang beredar banyak yang merupakan produk impor dan bukan
hasil bumi sendiri, padahal ada hal lain yang tidak membutuhkan modal besar
tetapi efeknya juga berkepanjangan, seperti konsumsi ikan yang harus di
tingkatkan.
Kandungan
gizi ikan mengandung protein,
mineral, lemak dan juga vitamin yang juga meningkatkan kecerdasan dan
kesehatan anak, perikanan pun juga tidak membutuhkan modal besar karena sumber
daya alamnya yang sudah tersedia, wilayah negara Indonesia yang berpulau pulau
merupakan sebuah potensi yang harus ditingkatkan, tinggal bagaimana negara
dapat mengoptimalisasi sektor perikanan.
6. Rekomendasi Kebijakan
Dalam
keadaan ini pemerintah mempunyai 2 opsi yang bisa dilakukan agar anak
mendapatkan gizi yang cukup dan negara juga mengalami pertumbuhan ekonomi.
1.
Meningkatkan sektor industri susu atau
2.
Mengoptimalisasi sektor kelautan dan perikanan
Jadi
untuk menjalankan program ini ada 2 hal yang mendasar yaitu “membangun yang belum
ada atau meningkatkan yang sudah ada”
Membangun
industri sapi perah
Dengan
resiko penyerapan anggaran yang banyak dan menghambat kemajuan di sektor
lain-lainnya
Atau
mengoptimalisasi sektor perikanan.
Dengan
resiko negara ini tidak mencoba industri baru yang lebih modern yang diharapkan
banyak menyerap tenaga kerja.
Rekomendasi mana
yang di pilih?
Manakah
yang efek jangka panjangnya menujukan negara ini mengalami modernisasi dan
menjadi negara adi kuasa?
Membangun
industri susu sapi: dengan memanfaatkan anggaran belanja daerah/negara untuk
menyediakan pasokan susu untuk anak-anak negeri ini.
Atau
membangun industri kelautan yang di modernisasi demi mendapatkan hasil maksimal
yang akan di distribusikan ke rumah-rumah agar anak dapat menkonsumsi ikan dan
mendapat gizi dari ikan tersebut.
Daftar Pustaka
https://news.detik.com/berita/d-3700634/begini-penjelasan-soal-gerakan-revolusi-putih-prabowo
diakses 16 November 2017
http://nasional.kompas.com/read/2017/10/27/12525581/daripada-revolusi-putih-prabowo-susi-pudjiastuti-usulkan-susinisasi
diakses 16 November 2017
https://bidanku.com/kandungan-nutrisi-ikan-laut-untuk-kesehatan
diakses 16 November 2017
http://publikasi.data.kemdikbud.go.id
diakses 25 November 2017
http://regional.kompas.com/read/2011/04/23/04173252/Peternak.Harapkan.Harga.Susu.Rp.7.000
diakses 25 November 2017
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/11/06/153940126/agustus-2017-jumlah-pengangguran-naik-menjadi-704-juta-orang
diakses 25 November 2017
Sutopo
H, Imron A. 1995. Kebijaksanaan
Pendidikan di Indonesia. Malang; OPF IKIP Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar