1. Teori Ekologi
Bronfenbrenner
Teori
Ekologi
Bronfenbrenner :fokus
utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang
memengaruhi perkembangan anak.Teori
Ekologis Bronfenbrenner,
berusaha menjelaskan bagaimana system lingkungan
memengaruhi
perkembangan
anak-anak. Bronfenbrenner
mendeskripsikan lima system lingkungan yang mencakup input mikro
dan
makro :mikrosistem,
mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan
kronosistem.
a.
Sebuah mikrosistem adalah
setting dimana individu menghabiskan banyak waktu. Beberapa konteks dalam
sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan tetangga.
Dalam mikrosistem ini, individu berinteraksi langsung dengan orang tua, guru,
teman seusia, dan orang lain. Manurut Bronfenbrenner, murid bukan penerima
pengalaman secara pasif di dalam setting ini, tetapi murid adalah orang yang
berinteraksi secara timbal balik dengan orang lain dan membantu mengkonstruksi
setting tersebut.
b.
Sebuah mesosistem adalah
kaitan antar-mikrosistem. Contoh adalah hubungan antara pengalaman dalam
keluarga dengan pengalaman di sekolah, dan antara keluarga dan teman sebaya.
c.
Eksosistem (exosystem)
terjadi ketika pengalaman di setting lain (dimana murid tidak berperan aktif)
memengaruhi pengalaman murid dan guru dalam konteks mereka sendiri.
d.
Makrosistem
adalah kultur yang lebih luas meliputi kebudayaan dimana individu hidup. Kita
ketahui bahwa kebudayaan mengacu pada pola prilaku, keyakinan, dan semua produk
lain dari sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi ke generasi.. Kultur
adalah istilah luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam
perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas di man amurid dan guru
tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat.
e.
Kronosistem
adalah kondisi sosiihistoris dari perkembangan anak. meliputi pemolaan
peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris.
Misal, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, para peneliti
menemukan bahwa dampak negatif sering memuncak pada tahun pertama setelah
percaraian. Atau dengan mempertimbangkan keadaan sosiohistoris, dewasa ini,
kaum perempuan tampaknya sangat didorong untuk meniti karier dibanding pada 20
atau 30 tahun lalu.
Marilahkitaeksplorasitigakonteksdimanaanak-anakmenghabiskanbanyakwaktumereka
:keluarga, temansebaya, sekolah.
Sub
Keluarga :Pada teori ini tidak dapat dipungkiri bahwa yang paling
mempengaruhi adalah yang ranah interaksinya sangat berdekatan yaitu diantaranya
keluarga.Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan
remaja. Kurangnya dukungan, perhatian, penerapan disiplin yang salah atau tidak
efektif seperti penerapan disiplin yang terlalu mengekang atau otoriter maupun
terlalu bebas atau permisif, terlebih lagi kurangnya kasih sayang, adalah
merupakan faktor-faktor yang diduga bisa menjadi pemicu timbulnya kenakalan
remaja. Perselisihan dan stres yang dialami keluarga erat pula hubungannya
dengan kenakalan remaja.Beberapa hal yang bisa ditimbulkan keluarga berkaitan
dengan pemicu kenakalan remaja misalnya adalah keluarga yang broken home. Masa
remaja yang cenderung dengan masa kritis dimana merupakan masa peralihan menuju
dewasa, pada masa tersebut merupakan proses perkembangan yang cukup
membingungkan bagi seorang remaja.Dalamteoriini, hubunganantarakeluargadansekolahmerupakanmesosistem yang
penting.
Sub
Teman
Sebaya :Teman sebaya memiliki
peran yang sangatpenting bagi perkembangan anak khususnya remaja baik secara
emosional maupun secara sosial.
Bronfenbrenner, menyatakan bahwakelompok teman sebaya
merupakan sumber afeksi, simpati, pemahaman, danpanduan moral, tempat
bereksperimen, dan setting untuk mendapatkan otonomidan independensi dari orang
tua.Dalamsebuahstudi,
hubungantemansebaya yang burukpada masa
kanak-kanakberhubungandengandikeluarkannyasianakdarisekolahdanperilakuburukselama
masa remaja. Robinson jugamengemukakan bahwa keterlibatan remaja dengan teman
sebayanya, selainmenjadi sumber dukungan emosional yang penting sepanjang
transisi masaremaja, juga sekaligus dapat menjadi sumber tekanan bagi remaja.
Artinya, kekuatankelompok sebaya dapat membentukkarakter anak. Para ahliperkembangantelahmenemukan lima jenis status
sebaya, yaituanak popular, anakbiasa, anak yang terabaikan, anak yang
ditolakdananak yang kontroversial.Memilikipersahabatan yang
dikendalikankonflikdanpaksaanbukanlahsuatukeuntungandalamperkembangan,
karenaremaja yang bertemandenganseseorang yang
beberapatahunlebihtuadarinyabiasanyamemilikibanyakperilakumenyimpang.
Teoriinikurangmemperhatikan factor biologisdankognitif.
2.
Teori
Perkembangan Rentang
Kehidupan Erikson
Erik Erikson berpendapat
bahwa
isu yang paling penting
dalam masa remaja
melibatkan
perkembangan
identitas, mencari
jawaban
untuk
pertanyaan-pertanyaan
seperti
ini :Siapakah
aku? Siapakah
diriku
seutuhnya? Apa yang akan
kulakukan
dengan
hidupku?
Seperti
Freud, Erikson yakin bahwa meskipun dorongan biologis memiliki arti penting,
namun tekanan sosial dan kekuatan lingkungan memiliki dampak yang lebih besar.
Pengamatan terperinci atas kekuatan-kekuatan seperti ini dalam kehidupan
individu akan memperlihatkan apa yang oleh Erikson disebut psikohistori yakni
riwayat kejadian-kejadian sosial yang berinteraksi dengan proses-proses
biologis sehingga menghasilkan perilaku. Teknik yang banyak dihubungkan oleh
Erikson adalah menghubungkan antara pengalaman masa lalu individu dengan
perilaku mereka sekarang sebagai upaya untuk memahami faktor-faktor motivasi,
hasil-hasil perilaku, dan kebutuhan-kebutuhan individu pada masa berikutnya.
Strategi Mendidik Anak Menurut
Teori Erikson
a)
Mendorong insiatif dalam diri anak-anak.anak-anak
pada program pendidikan pra sekolah dan masa kanak-kanak awal harus diberi
banyak kebebasan untuk mengeksplorasi dunia mereka.mereka harus diijinkan untuk
memilih beberapa aktifitas di mana mereka akan terlibat dan dan diberi materi yang
menarik untuk merangsang imajinasi mereka.anak-anak pada tingakatan ini senang
bermain.bermain tidak hanya memberi manfaat untuk perkembang sosial emosional
mereka tetapi juga mearupakan media yang penting untuk pertumbuhan kognitif
mereka.
b)
Mendorong anak-anak sekolah dasar untuk
lebih rajin. Para guru mempunyai tanggung jawab khusus untuk mendorong
anak-anak lebih rajin. Erikson berharap guru-guru dapat memberi susasana yang
mebuat anak-anak bergairah untuk belajar.
c)
Menstimulasi eksplorasi identitas pada
masa remaja. Kenali bahwa identitas siswa itu bersifat multi dimensional.
Aspek-aspek mencangkup tujuan pendidikan, perestasi intelektual, serta minat
dan hobi olah raga, musik dan bidang-bidang lain.mintalah para remaja untuk
menulis esay tentang aspek-aspek tersebut, mengeksplorasi siapa diri mereka,
dan apa yang mereka ingin mereka lakukan dalam hidup mereka.dorongah para
remaja untuk berpikir secara independend dengan bebas mengungkapkan pandangan
mereka.
d)
Periksalah hidup anda sebagai guru
melalui lensa delapan tahapan Erikson. Sebagai contoh, anda mungkin berada pada
usia dimana Erikson mengatakan bahwa isu yang paling penting adalah identitas
versus kebingungan identitas. Sebuah aspek penting dari perkembangan bagi orang
dewasa awal adalah memiliki hubungan yang positif dan akrab dengan orang lain.
e)
Manfaatkan karakteristik dan beberapa
tahapan Erikson yang lain. Guru-guru yang kompeten, dapat dipercaya, menunjukan
inisiatif, rajin dan menunjukan penguasaan, serta termotivasi untuk
mengontribusikan sesuatu yang berarti untuk generasi berikutnya.