Produk

Selasa, 19 Juni 2018

Jalan Menuju Pencapaian


Sebuah kisah yang saya ambil dari buku karya Jack Canfield




Jalan Menuju Pencapaian

Ada seorang yang sangat kaya raya dan pernah beberapa kali muncul di Fortune 500 tahunan dan Forbes 400 sebagai daftar orang terkaya di Amerika, dengan estimasi kekayaan sebesar $495 juta, jika dikonversikan terhadap rupiah maka akan menjadi 7 triliun. Sungguh nilai yang fantastis untuk dimiliki hanya satu orang.
Besar dalam kemiskinan di Wisconsin sebuah negara bagian Amerika Serikat, ia pertama kali menghasilkan uang dari mengantar koran, memotong rumput, menjadi caddy, dan ketika remaja bekerja di kilang kayu dan toko retail. Setelah lulus SMA, ia menjualkan mobil bekas kepada orang-orang ,jika di Indonesia sering disebut “makelar” dan akhirnya membuka dealer mobil baru dan bekas milik sendiri. Pada usia 27 tahun ia menjadi miliuner. Ia kemudian pindah ke Florida dan memulai karir kedua sebagai pengembang real estate. Ia mendirikan dan membangun Tamarac, Florida, kemudian pindah ke California, tempat ia mengembangkan Blackhawk, salah satu hunian komunitas paling eksklusif di Amerika Serikat.
            Ketika ia berbicara di International Achievement Summit di Chikago, Illinois, ia berbicara tentang bagaimana pencariannya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup melalui empat tahapan. Ia menyebut tahap pertama sebagai “More Stuff”. Di awal-awal, ia menginginkan semua hal dasar, yaitu mobil, rumah, usaha yang terus berkembang dan meluas. Ia mengira seandainya ia memiliki semua itu, ia akan bahagia... tapi ternyata tidak.
            Ia menyebut tahap kedua hidupnya sebagai “Better Stuff”. Ia berpikir seandainya memiliki rumah yang lebih besar, mobil lebih mahal, jet pribadi (DC-9 yang besar), sebuah yacht, dan liburan eksotis, ia akan bahagia.... tetapi ternyata tidak.
            Ia menyebut tahap ketiga hidupnya sebagai “Different Stuff”. Ia berpikir barangkali selama ini ia membeli barang-barang yang salah. Maka ia mulai membeli mobil klasik—yang mahal. Akhirnya ia memiliki 100 mobil klasik, dan bahkan membuka museum otomotif untuk memamerkan koleksi mobil klasik terbesar di dunia. Masih juga mencari-cari sesuatu yang dapat membuatnya bahagia, ia memutuskan untuk bergabung dengan rekannya, Hofman, dan membeli tim footbal NFL Seattle Seahawk. Ia pikir kalau dirinya memiliki tim footbal profesional, ia bisa duduk di boks pemilik bersama teman-temannya dan bergabung dengan para pemain di lapangan dan ruang ganti, dan itu akan membuatnya bahagia... tapi ternyata tidak.
            Tahap keempat hidupnya dimulai ketika seorang temannya bertanya kepadanya, apakah dalam perjalanan pulang dari Afrika dengan pesawat pribadi, ia keberatan kalau berhenti di Rumania untuk mengirim enam kursi roda ke sebuah rumah sakit yang ada di sana?. Dalam perjalanan tersebut ia mengalami perubahan akibat pengalaman membopong seorang laki-laki tua, yang telah kehilangan istri dan kemudian menderita stroke, untuk mendudukkannya di kursi roda. lalu ia menangis dan sangat tersentuh, lebih dalam daripada yang pernah dialami sebelumnya. Ia semakin merasakan lebih banyak syukur dan bahagia yang tidak pernah dialami sebelumnya.
            Terinspirasi oleh pengalaman tersebut, ia pulang lalu mendirikan Wheelchair Foundation, yang memberikan kursi roda gratis kepada orang-orang yang mengalami cacat fisik di negara-negara berkembang yang tidak mampu membelinya. Hingga tahun 2014 Wheelchair Foundation telah memberikan lebih dari 940.000 kursi roda di 154 negara di seluruh dunia. laki-laki ini bernama Kenneth Behring.
            Di tahun berikutnya, Ken memiliki pengalaman mengirimkan kursi roda kepada seorang anak ringkih berusia 11 tahun di Mexico City, yang cacat dan buta. Anak itu ingin berterimakasih padanya, maka ken berjongkok dan meraih tangannya agar anak itu tahu dimana ia berada. Dengan terurai air mata dan dengan bantuan penerjemah, anak itu mengatakan. “Saya tidak bisa melihat Anda sekarang, tapi saya akan melihat Anda di surga, saya akan sekali lagi berterima kasih kepada Anda disana.” Ken mengatakan dirinya begitu tersentuh dan tidak sanggup menjawab anak itu. Kemudian ia mengatakan kepada kami,”Saat itulah pertama kalinya dalam hidup aku mengalami kebahagiaan sejati”


“Dengan memberi aku menerima”

Kamis, 26 April 2018

Halo Book Malang



"Halo Book (Notebook Custom)"

Pada dasarnya buku merupakan hal yang penting bagi semua orang. Dengan melihat pentingnya buku dalam keseharian kita, kami membuat inovasi dan memunculkan ide untuk membuat buku yang unik dengan menggunakan cover berdasarkan desain sesuai keinginan konsumen. Tak hanya itu, jenis buku yang kami produksi juga bermacam-macam, yaitu: notebook custom, totebook custom, dan binder custom yang diharapkan mampu memenuhi permintaan pasar.
Buku custom ini cukup langka dikarenakan belum begitu banyak produsen yang terjun dalam bisnis tersebut. Selain itu, totebook kami juga merupakan produk pertama di Indonesia. Buku custom yang kami produksi juga berbeda dari yang lainnya. Tidak hanya cover depan dan belakang buku yang bisa didesain sesuai keinginan konsumen tetapi juga ada kelebihan lainnya seperti adanya pembatas buku disetiap 20 lembar yang bisa didesain sesuai keinginan konsumen.
Halo book tidak hanya mengandalkan ciri khas sebagai buku custom tetapi juga menyediakan desain yang bertema kearifan lokal yaitu memproduksi buku bertema topeng malang dan wayang. Selain itu proses pemesanan yang mudah dan harga yang terjangkau mampu memikat banyak konsumen. Untuk pemesanan custom tidak ada minimal order, sehingga pelanggan bebas memesan berapapun. Kita juga melakukan promosi diberbagai media, baik media cetak seperti koran dan juga sosial media yang sekarang sangat digandrungi anak muda seperti instagram, line, dan whatsapp agar halo book lebih dikenal dikalangan masyarakat.
Saat ini, remaja lebih memilih membuat catatan di handphone daripada di buku tulis. Oleh karena itu, kami ingin mengubah pola pikir tersebut dan membuat masyarakat lebih tertarik untuk membawa buku kemanapun karena buku juga bisa dijadikan sebagai teman dalam bercerita tentang hal yang sudah dilewati.


Meskipun buku custom ini belum masuk ke pasar retail besar, tetapi Halo Book ini sudah mempunyai barcode resmi yang di keluarkan oleh GS1 Indonesia dan diharapkan kedepan produk-produk dari Halo Book ini dapat bersaing di pasar global

Barcode Halo Book : 8997216811624
Barcode Binder Custom :  8997216811631





Minggu, 08 April 2018

Persaingan Manusia Tanpa Ujung


image : http://kiazake.com/2016/02/26/pelajaran-dari-bocah-penjual-koran/


Sampai kapan manusia dituntut urntuk bersaing dengan sesama? Apakah ada batasnya persaingan antar manusia ini?
Setiap orang mempunyai hasrat ingin melebihi orang lain, dan dari situlah terciptanya persaingan.
Apakah manusia sudah digariskan untuk selalu bersaing?

Dalam hal ini kita bisa melihat bahwa golongan elite akan selalu berkembang ke arah lebih baik, mereka sejak kecil sudah dibekali dengan berbagai fasilitas penunjang untuk pengembangan diri yang baik. Mereka tidak pernah kekurangan, mereka mendapatkan kenyamanan, sehingga dari situ mereka bisa fokus kepada tujuan untuk mengembangkan dirinya masing-masing. Mereka digerakkan oleh ambisi dan pendidikan yang ditanamkan sejak kecil di alam bawah sadarnya. Mendapatkan pendidikan yang serba sangat baik, bahkan sampai pendidikannya diluar negeri.

Dan bagaimana dengan kaum bawah?
Mereka tidak mempunyai fasilitas penunjang belajar, mereka hidup dalam kekurangan, mereka tidak nyaman dengan keadaan, hanya ambisi kecil yang menggerakkan mereka. Kaum bawah tidak bisa mengembangkan dirinya karena dipaksa oleh keadaan yang tidak memperbolehkan mereka fokus ke dalam pengembangan diri dan harus membagi kefokusannya pada cara bertahan hidup dan melewati hidup yang penuh permasalahan.
Bagaimana cara mereka melampaui anak-anak orang elite yang di sekolahkan diluar negeri?

Mungkin cerita Abraham Lincoln dapat menjadi motivasi bagi kita. Bagaimana seorang anak petani di Amerika Serikat dapat menjadi orang nomor satu di negaranya tersebut. Beliau adalah anak yang tidak tamat sekolah dasar. tetapi semangatnya untuk belajar tidak pernah putus hanya karena pendidikannya diputus. Beliau terus belajar dengan cara membaca sebanyak-banyaknya buku, sehingga wawasan dan keterampilannya tercipta dengan sendirinya. Dari bekal wawasan serta kecakapannya tersebut, beliau berhasil menjadi seorang pengacara yang selanjutnya menjadi senat dan terakhir menjadi Presiden.

Abraham Lincoln adalah seorang yang gigih, dibuktikan dengan usahanya menjadi seorang senat yang gagal berkali-kali tetapi tetap mencoba dan tidak pernah merasa malu. Pendek cerita, dengan pelatihan diri yang ditempa tersebut, angin surga menerbangkan dirinya ke atas layaknya angin menerbangkan daun dari bawah pohon menuju ke langit cerah. Hanya berbekal semangat, pantang menyerah, mau belajar, mau mengajari dan kerja keras-sinar cahaya terang akan menghampiri dan menunjukkan jalannya.

"Yang bawah mencoba naik ke atas dan yang atas akan berusaha lebih naik ke atas lagi"

Senin, 02 April 2018

Mencari Kebenaran




Pemikiran Setiap Manusia Berbeda-beda

Ya, pemikiran setiap manusia berbeda-beda, sesuai dengan teori Gordon Alport yang mengatakan bahwa, setiap manusia itu berbeda dengan manusia yang lain. Hal itu dikarenakan kepribadian atau bentuk tingkah laku manusia dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia tinggal.

Manusia itu unik. Manusia yang terlahir dengan keunikan tersebut akan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang unik juga, tetapi kadang pemikiran-pemikiran yang unik itu menghasilkan sebuah kontradiksi antara manusia satu dengan yang lain. Itu pula yang menyebabkan pertentangan antar manusia, gesekan-gesekan dengan yang lainnya, bahkan sampai benturan dengan manusia lain. Biasanya yang seperti ini terjadi di stuktur masyarakat yang terbagi kedalam kelas-kelas sosial.

Semua punya pemikiran sendiri, semua punya kebenaran sendiri.
Sebenarnya kebenaran itu adalah hal yang relative, tidak ada kebenaran muthlak, tak ada kebenaran tunggal. Bahkan kadang kita menolong orang yang sedang susah pun masih belum bisa dianggap sebagai kebenaran. Itu masih bisa dianggap salah. Yang menganggap salah bisa saja dari orang sekitar kita, orang lain di lingkungan kita, bisa saja orang yang tak di kenal. Karena pemikiran mereka tidak sama dengan pemikiran kita. Jadi memang kebenaran muthlak hanya milik sang pencipta saja. Dan yang dikatakan kebenaran oleh manusia itu sebenarnya hanya merupakan “pembenaran atas pemikiran sendiri”.


"seperti awan putih yang menyelimuti, ataupun awan hitam yang menutup langit, semua punya alasan masing-masing"

Tentang Manusia dan Impian

Tentang Manusia dan Impian Manusia pada dasarnya dilahirkan dari impian orang tuanya untuk mempunyai anak, dan  setelah itu dibesarkan...