Sebuah kisah yang saya ambil dari buku karya Jack Canfield
Jalan Menuju Pencapaian
Ada seorang yang sangat kaya raya dan pernah beberapa kali muncul di
Fortune 500 tahunan dan Forbes 400 sebagai daftar orang terkaya di Amerika,
dengan estimasi kekayaan sebesar $495 juta, jika dikonversikan terhadap rupiah
maka akan menjadi 7 triliun. Sungguh nilai yang fantastis untuk dimiliki hanya
satu orang.
Besar dalam kemiskinan di Wisconsin sebuah negara bagian Amerika Serikat,
ia pertama kali menghasilkan uang dari mengantar koran, memotong rumput, menjadi
caddy, dan ketika remaja bekerja di
kilang kayu dan toko retail. Setelah lulus SMA, ia menjualkan mobil bekas
kepada orang-orang ,jika di Indonesia sering disebut “makelar” dan akhirnya
membuka dealer mobil baru dan bekas milik sendiri. Pada usia 27 tahun ia
menjadi miliuner. Ia kemudian pindah ke Florida dan memulai karir kedua sebagai
pengembang real estate. Ia mendirikan dan membangun Tamarac, Florida, kemudian
pindah ke California, tempat ia mengembangkan Blackhawk, salah satu hunian
komunitas paling eksklusif di Amerika Serikat.
Ketika ia berbicara di International
Achievement Summit di Chikago, Illinois, ia berbicara tentang bagaimana pencariannya
untuk mendapatkan kebahagiaan hidup melalui empat tahapan. Ia menyebut tahap
pertama sebagai “More Stuff”. Di awal-awal, ia menginginkan semua hal dasar,
yaitu mobil, rumah, usaha yang terus berkembang dan meluas. Ia mengira seandainya
ia memiliki semua itu, ia akan bahagia... tapi ternyata tidak.
Ia menyebut tahap kedua hidupnya
sebagai “Better Stuff”. Ia berpikir seandainya memiliki rumah yang lebih besar,
mobil lebih mahal, jet pribadi (DC-9 yang besar), sebuah yacht, dan liburan eksotis, ia akan bahagia.... tetapi ternyata
tidak.
Ia menyebut tahap ketiga hidupnya
sebagai “Different Stuff”. Ia berpikir barangkali selama ini ia membeli
barang-barang yang salah. Maka ia mulai membeli mobil klasik—yang mahal. Akhirnya
ia memiliki 100 mobil klasik, dan bahkan membuka museum otomotif untuk
memamerkan koleksi mobil klasik terbesar di dunia. Masih juga mencari-cari
sesuatu yang dapat membuatnya bahagia, ia memutuskan untuk bergabung dengan
rekannya, Hofman, dan membeli tim footbal NFL Seattle Seahawk. Ia pikir kalau
dirinya memiliki tim footbal profesional, ia bisa duduk di boks pemilik bersama
teman-temannya dan bergabung dengan para pemain di lapangan dan ruang ganti,
dan itu akan membuatnya bahagia... tapi ternyata tidak.
Tahap keempat hidupnya dimulai
ketika seorang temannya bertanya kepadanya, apakah dalam perjalanan pulang dari
Afrika dengan pesawat pribadi, ia keberatan kalau berhenti di Rumania untuk
mengirim enam kursi roda ke sebuah rumah sakit yang ada di sana?. Dalam perjalanan
tersebut ia mengalami perubahan akibat pengalaman membopong seorang laki-laki
tua, yang telah kehilangan istri dan kemudian menderita stroke, untuk
mendudukkannya di kursi roda. lalu ia menangis dan sangat tersentuh, lebih dalam
daripada yang pernah dialami sebelumnya. Ia semakin merasakan lebih banyak
syukur dan bahagia yang tidak pernah dialami sebelumnya.
Terinspirasi oleh pengalaman
tersebut, ia pulang lalu mendirikan Wheelchair Foundation, yang memberikan
kursi roda gratis kepada orang-orang yang mengalami cacat fisik di
negara-negara berkembang yang tidak mampu membelinya. Hingga tahun 2014
Wheelchair Foundation telah memberikan lebih dari 940.000 kursi roda di 154
negara di seluruh dunia. laki-laki ini bernama Kenneth Behring.
Di tahun berikutnya, Ken memiliki
pengalaman mengirimkan kursi roda kepada seorang anak ringkih berusia 11 tahun
di Mexico City, yang cacat dan buta. Anak itu ingin berterimakasih padanya,
maka ken berjongkok dan meraih tangannya agar anak itu tahu dimana ia berada. Dengan
terurai air mata dan dengan bantuan penerjemah, anak itu mengatakan. “Saya
tidak bisa melihat Anda sekarang, tapi saya akan melihat Anda di surga, saya
akan sekali lagi berterima kasih kepada Anda disana.” Ken mengatakan dirinya
begitu tersentuh dan tidak sanggup menjawab anak itu. Kemudian ia mengatakan
kepada kami,”Saat itulah pertama kalinya dalam hidup aku mengalami kebahagiaan
sejati”
“Dengan memberi aku
menerima”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar